x
Dikirim oleh adminturi pada 1 November 2021

Turi-Blitarkota, Rangkaian kegiatan untuk pengembangan Kelompok Batik Kembang Turi melalui Program Matching Fund Kedaireka Tim Riset Unisba masih terus dilakukan, kali ini kelompok batik menjalani pelatihan pewarnaan alam di Galeri Batik Kembang Turi. (30/10)

Pelatihan Teknik Pewarnaan Alam kali ini Tim Riset Kedaireka mendatangkan nara sumber Rina Armeniza Aziz, Dosen Akademi Pariwisata Paramita Bukit Tinggi Sumatera Barat. Rina menjelaskan bahwa Kelompok batik harus berinovasi, dari pewarna sintetik menjadi pewarna alam yang berasal dari dedaunan, batang ataupun kulit tanaman. Menurutnya Kelompok Batik Kembang Turi sudah memiliki kemampuan untuk bereksplorasi mencari bahan baku pewarna alam terbukti dari bahan pelatihan kali ini berasal dari daun mangga, tinggi dan indigovera sehingga pihaknya tidak terlalu banyak memberikan materi dan lebih fokus untuk mematangkan komposisi dan formulasi bahan baku untuk menemukan warna yang dikehendaki.

Disisi lain, batik yang menggunakan perwarna alam memiliki nilai seni dan nilai jual yang lebih tinggi. Dosen yang juga sebagai pemerhati batik ini menekankan bahwa produk batik harus memiliki daya tarik pembeli yaitu dengan membuat perpaduan warna batik yang lebih menarik serta produk - produk pakaian jadi.

Parianto Ketua Kelompok Batik Kembang Turi menyampaikan bahwa sampai dengan saat ini Kelompok Batik Kembang Turi sudah memiliki 45 (empat puluh lima) motif dasar yang memiliki ragam warna agar menghasilkan batik yang menarik. Bersama formulator warna Batik Kembang Turi pihaknya sedang bereksperimen untuk mengembangkan pewarna alam serta membudidaya bahan baku pewarna alam sehingga dapat memproduksi warna sendiri dan mengurangi dampak pencemaran lingkungan yang disebabkan pewarna sintetik. Parianto berharap pewarna alam menjadi solusi seiring dengan meningkatnya pesanan karena setelah Batik Kembang Turi menjadi mitra Kedaireka batik kembang turi sudah mulai merambah pasar internasional.

“kami sudah memiliki 45 (empat puluh lima) motif dasar dan membutuhkan ragam warna untuk memproduksi batik menjadi menarik, disisi lain kami harus memperhatikan dampak pencemaran lingkungan dari pewarna sintetik, semoga pewarna alam dapat menjadi solusi bersama” jelasnya.

 

Ketua Tim Riset Unisba Blitar Dr. Rumanintya Lisaria Putri SE, MM. menyampaikan bahwa pihaknya berupaya menambah khasanah pengetahuan untuk meningkatkan kualitas produk Kelompok Batik Kembang Turi melalui teknik pewarnaan alam sehingga nantinya semua warna dapat diproduksi secara mandiri dan berinovasi tidak hanya membuat kain batik tapi juga memproduksi pakaian batik sesuai dengan perkembangan pasar. Putri juga menjelaskan bahwa pewarna alam jauh lebih murah dibandingkan dengan pewarna sintetik.

“Kami hanya menambah khasanah pengetahuan untuk meningkatkan kualitas produk batik kembang turi dengan menggunakan pewarna alam yang jauh lebih murah dan tidak berdampak kepada lingkungan sekitar” terangnya.